Uji dua fihak digunakan bila hipotesis nol (H0) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi “tidak sama dengan” (H0 = ; H1≠).
Contoh 4.4: Seorang pengajar mengatakan bahwa beliau telah menemukan model pembelajaran baru untuk meningkatkan prestasi belajar bahasa inggris dengan rerata 8. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah klaim pengajar tersebut benar. Untuk itu, peneliti mengambil sampel berukuran 50 dan setelah diuji, ternyata diperoleh rerata prestasi belajar bahasa inggris siswa 7,8 dengan deviasi baku 0,5. Bagaimana kesimpulan uji tersebut, jika diambil α=1%?
Solusi
Klaim pengajar dikatakan tidak benar jika dalam uji yang dilakukan oleh peneliti tersebut diperoleh rerata yang tidak sama dengan 8. Dalam hal ini, karena n besar, maka deviasi baku sampel dapat diasumsikan mewakili deviasi baku populasi, dan oleh karena itu digunakan uji Z.
1. H0 : =8 (klaim pengajar benar) H1 : 8 (klaim pengajar tidak benar)
2. α=1%
3. statistik uji yang digunakan:
6. Keputusan uji: H0 ditolak
7. Kesimpulan:
Klaim pengajar tidak benar. Terlihat bahawa rerata prestasi belajar bahasa inggris siswa kurang dari Pada contoh soal di atas, digunakan uji Z karena variansi sampel dapat diasumsikanmewakili (sama dengan) variansi populasi. Jika asumsi ini tidak dianggap tidak benar, maka harus digunakan uji t.
No comments :
Post a Comment